Jumat, September 21, 2007

Prihatin Aksi Kekerasan Terhadap Wartawan Tangerang

[The Jakarta Watch] - Aksi kekerasan terhadap insan pers terjadi lagi. Kali ini menimpa dua orang wartawan harial lokal Tangerang Tribun yang menjadi aksi pengeroyokan oleh tim sukses Calon Bupati Tangerang Airin Rachmi Diany, pada hari Kamis (20/9). Aksi pengeroyokan ini terjadi di kantor Tim Sukses Jazuli – Airin di Jalan Boulevard, Gading Serpong, Tangerang saat kedua wartawan itu hendak meliput penurunan beras raskin dari mobil Departemen Sosial (Depsos) di kantor tersebut.

Berdasarkan informasi media, kejadiannya berawal ketika reporter Unsyiah Sangidah dan fotografer Mohammad Jakwan dari harian Tangerang Tribun menaruh kecurigaan terhadap aktifitas di kantor tim sukses tersebut. Apalagi di kantor tim sukses tersebut ada mobil Depsos RI milik negara – yang mengangkut beras raskin yang akan dibagikan dalam kampanye. Jika ini benar, tentunya merupakan pelanggaran yang serius.

Berikaitan dengan hal tersebut di atas, kami dari Jakarta Community Watch (JCW) menyampaikan keprihatinan sekaligus pernyataan sikap sebagai berikut. Pertama, sebaiknya dua reporter yang mengalami aksi kekerasan tersebut melaporkan kasus tersebut kepada pihak yang berwajib agar dapat diproses secara hukum. Kedua, kami meminta agar Menteri Sosial RI menindak anak buahnya yang melakukan konspirasi dan melakukan politisasi penyaluran beras untuk orang miskin.

Ketiga, kami meminta agar para Calon Bupati/Wabup Tangerang dapat mengendalikan semua tim suksesnya, agar dapat berlaku baik dan santun, karena jika tidak bisa menjadi boomerang bagi pencitraan Calon Bupati/Cabup di mata konstituen – apalagi dalam brosur yang disebarluaskan kepada masyarakat, citra para Calon Bupati/Cabup terkesan ganteng/cantik dan lembut – tidak ada kesan premanismenya.

Keempat, kami meminta Panwasda Pilkada serius memberikan sanksi terhadap Calon Bupati/Cabup yang terbukti melakukan pelanggaran hukum dan pelanggaran administrasi. Kelima, kami menghimbau masyarakat Tangerang untuk menggunakan hak pilihnya secara benar, sesuai dengan hati nuraninya. Mudah-mudahan ke depan, tidak ada lagi kekerasan terhadap wartawan. Terima kasih.

(Sumber : Seputar Indonesia (23/9/2007), Koran Tempo (24/9)/2007, Indo Pos (34/9/2007), Pelita (24/9/2007), Prakarsa Rakyat (24/9/2007), Sinar Harapan (25/9/2007), Gala Media (24/9/2007)

Tidak ada komentar: