Senin, November 12, 2007

Pemprov DKI Diminta Gencarkan Sosialisasi Banjir

[Jurnal Nasional] - Pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta diminta untuk tidak hanya bicara langkah teknis antisipatif banjir, melainkan segera melakukan pemetaan wilayah-wilayah rentan banjir dan menyosialisasikannya kepada masyarakat agar jatuhnya korban jiwa dan materi bisa dicegah sedini mungkin.

Hal tersebut diungkapkan pakar Planologi dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna saat dihubungi Jurnal Nasional, Minggu (11/11) malam.

Hujan deras Sabtu (10/11) sore hingga tengah malam telah menggenangi pemukiman warga di sejumlah tempat seperti Kampung Melayu, Bukit Duri, Jambul, Bidara Cina, dan Kramat Jati. Rumah warga yang ada di bantaran Sungai Ciliwung bahkan sudah tergenang air hingga setinggi lutut orang dewasa.

Padahal berdasarkan data Badan Metereologi dan Geofisika (BMG) bulan November barulah masa peralihan menuju musim hujan, dan musim hujan akan mencapai puncaknya pada Desember hingga Januari mendatang. "Banjir itu kan masalah lama. Kalau sekarang bicara teknis antisipasi sudah terlambat. Sekarang pemerintah harus mulai memetakan wilayah yang rawan banjir dan siap menerapkan latihan-latihan menangani banjir seperti di Monumuen Nasional (Monas) beberapa waktu lalu" kata Yayat.

Menurut Yayat, langkah teknis antisipasi banjir seperti perbaikan dan pengerukan sungai hanya efektif dilakukan enam bulan sebelum datangnya musim hujan. "Jika baru mulai dikerjakan tiga bulan sebelumnya tidak cukup" tegasnya. Meski demikian, Yayat memahami kalau langkah teknis antisipatif tersebut juga terkendala dan bergantung pada mata anggaran dan prosedur administratif lainnya. Karena itu ke depan, Yayat menyarankan agar Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta lebih cepat dalam mengesahkan Rancangan Anggaran Belanja Daerah dan meminta instansi-instansi terkait memprioritaskan penanganan masalah-masalah startegis seperti banjir.

Hal senada dikemukakan Pakar Lingkungan dari Universitas Indonesia TarsoenWaryono. Peraih Kalpataru Tahun 2005 ini mengatakan yang paling mungkin dan mendesak dilakukan Pemprov DKI adalah mengajak masyarakat terutama di sekitar bantaran sungai, untuk tidak membuang sampah ke sungai. "Hasil penelitian mahasiswa UI di Sungai Ciliwung menunjukkan endapan lumpur dan plastik porsinya sudah 50 banding 50. Ini salah satu penghambat aliran sungai dan menyebabkan banjir" kata dia.

Sementara itu, di sela sela acara Bicycle for Earth Goes to Bali di Monas, Minggu (11/11) pagi, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengaku hingga saat ini belum ada solusi cepat dalam upaya membebaskan Jakarta dari bencana banjir. "Kalau ditanya ada tidak resep yang paten untuk membebaskan Jakarta dari banjir, saya kira tidak ada itu. Karena keseimbangan lahan dan jumlah penduduk tidak lagi harmonis," kata Fauzi.

Namun, Fauzi mengatakan, Pemprov DKI Jakarta dalam jangka panjang harus berupaya mengamankan Jakarta dari serbuan air yang datang dari hulu, serta ancaman naiknya permukaan air laut. "Harus ada pengamanan Jakarta, bahkan tidak hanya air yang datang dari hulu atau gunung, tetapi peningkatan permukaan air laut yang merupakan ancaman. Jadi dari dua arah itu harus ada proteksi untuk itu. Kita sudah ada dua rencana yang jelas untuk itu."

Upaya yang dilakukan, lanjutnya adalah menekan arus air dari gunung dan menyalurkankan dari saluran utama yang dibuat. Fauzi Bowo juga mengimbau agar semua pihak bersiap menghadapi banjir yang mungkin akan datang.

"BMG mengatakan curah hujan akan sangat tinggi, jadi kita harus siap untuk itu. Siapa saja, juga harus menyiapkan tindakan yang terburuk" ucapnya. (Senin : 12/11/2007), Gambar : Tempo Interaktif.

Rabu, November 07, 2007

Bagaimana Nih Bang Foke, Kok Target Penerimaan Pajak DKI Meleset

[Kontan] - Membayar pajak masih merupakan mimpi buruk bagi banyak orang termasuk? warga Jakarta. Lihat saja bagaimana realisasi penerimaan pajak ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Hingga akhir Oktober 2007, realisasi penerimaan pajak yang masuk ke kantong Pemprov DKI ternyata baru mencapai 70,74% atau setara dengan Rp 5,9 triliun dari target penerimaan sepanjang tahun 2007 sebesar Rp 8,344 triliun.

Dari target penerimaan pajak itu, Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) DKI Jakarta berharap sebesar Rp 2,5 triliun datang dari penerimaan pajak kendaraan bermotor, sebesar Rp 2,65 triliun dari pajak bea balik nama kendaraan bermotor, Rp 900 miliar mengalir dari pajak bahan bakar, Rp 600 miliar dari pajak hotel, Rp 200 miliar dari pajak hiburan, Rp 279 miliar dari pajak reklame serta Rp 100 miliar dari parkir.

Namun, melihat realisasi yang masih rendah itu, Rahmat Akyar, Wakil Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) DKI Jakarta, pesimistis target bakal tercapai 100%. Salah satu penyebabnya adalah, "Banyak wajib pajak yang menunggak pajak,” ungkap Rahmat.

Namun, kalau melihat Angka tunggakan pembayaran pajak di wilayah DKI Jakarta sebetulnya ya tidak ekstrem sekali. Hingga September 2007, Dispenda DKI mencatat, dari pengusaha restoran ada tunggakan sebesar Rp 9,9 miliar. Sedangkan untuk hotel sebesar Rp 2,2 miliar. Selain itu, tunggakan pajak hiburan sebesar Rp 456 juta? serta reklame sebesar Rp 1,3 miliar. "Jadi total tunggakan sekitar Rp 13,86 miliar," ujar Rahmat.

Rahmat bilang, Dispenda kini tak tinggal diam.? Mereka giat menagih tunggakan pajak itu. Sebab, Dispenda tak? ingin Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI mengalami defisit lagi seperti tahun sebelumnya. “Makanya, kami akan datang langsung ke para wajib pajak yang menunggak,” tegas Rahmat.

Ada pembatasan area

?Potensi lain untuk menambah penerimaan daerah yang cukup besar adalah pajak reklame. Itu sebabnya, Dispenda sekarang rajin membuka lagi arsip perizinan sejumlah papan reklame di Jakarta. Hasilnya, mereka mendapatkan 20 papan reklame yang sudah habis perizinannya.
Dispenda tak akan segan-segan membongkar papan reklame yang kedaluwarsa itu. Seperti yang terjadi Minggu lalu (4/11), Dispenda membongkar dua papan reklame besar yang terletak di dekat Stasiun Dukuh Atas karena izinnya sudah tak berlaku lagi.

Mereka juga sudah mengincar pajak reklame yang akan habis masa berlakunya pada Desember mendatang.? Dari sini, Dispenda mencatat, ada 15 papan reklame yang harus menyetor pajak lagi. Lumayan, jika pemiliknya memperpanjang izin, ke-15 pajak reklame ini akan menambah pendapatan sebesar Rp 15 miliar.

Dispenda juga merasa lahan untuk mendapatkan pemasukan pajak reklame semakin menciut. Sebab, ada peraturan dari Pemerintah Pusat yang membatasi daerah-daerah pemasangan papan reklame. Pemerintah Pusat? minta agar Bundaran Hotel Indonesia, Sudirman, fly over Semanggi steril dari papan reklame. Padahal, "Itu lahan bisnis yang besar," kata Rahmat. (Rabu : 7/11/2007)

Foke Diadukan Wargga Pondok Indah ke KPK

[Tempo Interaktif] - Warga Pondok Indah akan mengadu ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Rabu (7/11) terkait dengan pembangunan jalur busway koridor VIII Lebak Bulus-Harmoni.

Menurut pengacara Kelompok Peduli dan Tertib Lingkungan Pondok Indah, Wilmar Sitorus, mereka akan meminta KPK memperhatikan proyek pembangunan jalur busway ini. Pihak yang patut mendapat perhatian, kata Wilmar adalah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pertamanan dan kontraktor pengerjaan koridor busway itu, PT Yasa Patria Perkasa.

Wilmar menyatakan, proyek pembangunan jalur busway ini tidak lazim. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup proyek ini, kata dia, masih dalam bentuk rancangan (draf). Namun proyek telah dilaksanakan. "Ini kan aneh," kata Wilmar ketika dihubungi melalui telepon, Selasa (6/11).

Wilmar memilih mengadu ke KPK, karena pembangunan jalur busway ini menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Walau akan mengadu ke KPK, namun ia tidak mengantongi bukti adanya tindak pidana korupsi. "Tapi ini celah untuk membuka ada tidaknya korupsi itu," kata dia. (Rabu : 7/11/2007)

Senin, November 05, 2007

Foke Ngeles : Saya Tak Jamin Jakarta Bebas Banjir

[Okezone Dotcom] - Pemprov DKI selalu menjadi perhatian dalam penanganan banjir di Jakarta. Namun, Gubernur DKI Fauzi Bowo malah mengatakan tak bisa menjamin Jakarta bebas banjir. "Untuk mengantisipasi korban jiwa saya optimis bisa kita handle. Tapi kalau tidak ada genangan atau banjir, itu yang saya tak bisa jamin," kata Fauzi Bowo, di Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (5/11/2007).

Pria yang akrab disapa Foke ini mengelak saat pernyataan tersebut, diartikan sebagai tidak adanya upaya penanganan khusus daerah rawan banjir seperti kawasan Kampung Melayu.
"Sudah saya bilang mereka itu tinggal di badan kali. Yang bisa kita lakukan dalam waktu dekat hanya prewarning mereka, supaya waspada dengan genangan air, agar tak ada korban jiwa," jelasnya.

Sementara untuk mengatasi sampah di pintu air Manggarai, Foke akan meminta partisipasi pejabat di tingkat kecamatan dan kelurahan. Camat dan lurah di sepanjang bantaran Kali Ciliwing diimbau dapat melakukan penanganan masyarakat untuk tak membuang sampah ke kali.

"Sekarang pintu air Manggarai bukan saja pintu air lagi tapi juga jadi pintu sampah. Dalam satu hari saja, sampahnya bertruk-truk, belum lagi di aliran sungainya," keluh Foke. Sosialisasi itu juga akan digalakkan Foke melalui program Gubernur Mendengar. "Mulai minggu depan saya pusatkan di wilayah Jakarta Timur," pungkasnya. (Senin : 5/11/2007)

Sabtu, November 03, 2007

Banjir Kiriman Bakal Melanda Jakarta

[Bisnis Jakarta] - Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor mengimbau, agar masyarakat yang tinggal di wilayah Jakarta, Bogor,Depok Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), agar lebih waspada dalam menghadapi datangnya musim penghujan tahun ini.

Pasalnya, BMG sendiri telah memperkirakan cuaca ekstrim dengan curah hujan yang sangat tinggi disertai angin kencang dan petir masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat Jabodetabek beberapa bulan ke depan. "Dari pantauan dan perkiraan kami, cuaca ekstrim dengan curah hujan yang tinggi di wilayah Bogor dan Puncak itu akan terjadi pada bulan-bulan ini sampai pertengahan Februari mendatang. Kondisi cuaca demikian sudah pasti akan berdampak dengan terjadinya banjir bandang (kiriman) dari Bogor ke Jakarta ," kata Ketua Kelompok Data dan Analisa Stasiun Klimatologi Bogor Drs. Hendri Antoro, saat ditemui di kantornya kemarin.

Lebih lanjut Hendri menjelaskan, cuaca ekstrim yang ia maksud terjadi akibat perubahan suhu mendadak yakni dari suhu panas ke dingin seh- inga berpotensi terjadinya tekanan udara yang akhirnya memicu terjadinya angin Puting Beliung disertai, banjir dan petir. Di Bogor dan Puncak rata-rata hujan berkisar antara 50 sampai dengan 100 mm per hari. Itu artinya saat ini wilayah Bogor dan sekitarnya sudah mulai memasuki musim pancaroba.

Curah hujan berada di bawah 100-200 mm perhari dan masih normal. sejumlah wilayah curah hujan tinggi. Masyarakat yang tinggal di daerah aliran sungai (DAS) dan rawan banjir agar senantiasa waspada datangnya banjir bandang. "Banjir bandang (kiriman) bisa saja terjadi karena di Jakarta cerah, namun di Bogor dan Puncak hujan lebat maka sudah pasti terjadi banjir, karena air dari Bogor ini mengalirnya ke Jakarta melalui dua sungai besar yakni kali Ciliwung dan Cisadane," ujarnya.

Kondisi tersebut, tambahnya, belum lagi diperparah dengan terjadinya hujan lokal dan pasangnya air laut di daerah hilir (Jakarta), sehingga ibu kota kembali dilanda banjir. (Jumat : 2/11/2007)Simpan Sekarang